Bejat: Anggota Polres Pamekasan ini Tega Jual Istrinya kepada Teman Seprofesinya agar bisa Beli Shabu

Headline-news-id Surabaya Jatim Sabtu 7 Januari 2022: Aiptu AR, seorang polisi anggota Polres Pamekasan kini sedang diperiksa Propam Polda Jatim atas dugaan kasus menjual istri ke rekannya sesama polisi.

AR, sang suami ini, Diduga kerap mengajak teman di lingkaran anggota, bahkan juga oknum anggota TNI dan bahkan kadang masyarakat biasa yang ber.uang, untuk meniduri Istrinya. Tidak cukup meniduri, AR kerap mengonsumsi Narkoba Jenis Shabu sebelum memulai aksi bejat itu bersama teman-temannya Tersebut.

Keterangan Fhoto,Polres Pamekasan sudah tahan oknum anggotanya yang tega jual istri sendiri ke rekan sesama polisi (dok, Polres Pamekasan)

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto menjelaskan soal pemeriksaan Aiptu AR terkait dugaan kasus polisi jual istri ke rekan sesama polisi di Pemekasan, Madura, Jawa Timur tersebut.

Dirmanto menyebut, Aiptu diperiksa Propam terkait asusila di dugaan kasus polisi jual istri ke sesama polisi tersebut.

“Iya kurang lebih kasus asusila-lah. Pornografi-lah,” ujarnya di Mapolda Jatim, Jumat (6/1/2023) Kemarin.

Dugaan kasus polisi jual istri ke sesama polisi ini bermula dari laporan istri Aiptu AR berinisial MH (41).

Dalam laporan itu, Aiptu AR dilaporkan karena melakukan kekerasan seksual terhadap istri sahnya.

Selain itu, anggota polisi itu diduga membiarkan istri disetubuhi orang lain, yakni rekannya sesama polisi.

“Iya (istri sah Aiptu AR, terlapor berinisial MH),” ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto.

Aiptu AR kini sudah menjalani pihak penahanan khusus (Patsus) Propam Polda Jatim sejak Selasa (3/1) lalu dan diperiksa.

Kuasa hukum MH atau istri Aiptu AR, Yolies Yongky Nata menyebut, pihaknya juga melaporkan tiga orang polisi terkait kasus tersebut.

Selain melaporkan suaminya, MH juga melaporkan dua orang polisi anggota Polres Pamekasan lainnya, yakni Iptu MHD dan AKP H.

“Ketiga oknum anggota polisi ini kami laporkan dalam tidak pidana berbeda,” ujar Yolies Yongky Nata, pada Jumat Kemarin.

Yongky menjelaskan, Aiptu AR dilaporkan dalam dugaan tindak pidana kekerasan seksual, pelanggaran ITE sekaligus narkotika.

Kemudian, AKP H dilaporkan atas dugaan tindak pidana ITE dan kekerasan seksual, serta pesta seks.

Sedangkan, MHD dilaporkan atas dugaan perkara pemerkosaan.

“Aiptu AR atau suami korban dilaporkan atas dugaan menjual sang istri sebab membiarkan bahkan mengajak orang lain untuk menggauli istrinya, “ jelasnya.

“Padahal AR, semestinya sebagai suami harus melindungi MH,” ungkap Yongky.

Yongky menerangkan pihaknya bawa bukti kuat terkit dugaan kasus polisi jual istri ke sesama polisi tersebut.

Bukti itu berupa gambar alat vital yang diduga dikirim rekan polisi kliennya.

Yakni AKP H yang dikirim kepada kepada Aiptu AR untuk ditunjukkan ke MH dengan maksud bahwa AKP H ingin menyetubuhi MH.

Kemudian, Iptu MHD dilaporkan dalam perkara pemerkosaan karena ikut menggauli secara paksa MH yang bukan istrinya sendiri.

“Ini jelas merendahkan harkat dan martabat seorang perempuan, apalagi ini lingkaran anggota polisi dan istrinya adalah seorang Bhayangkari,” terang Yongky.

Yongky menjelaskan kasus kekerasan seksual yang menimpa kliennya itu sebenarnya sudah dilaporkan ke Polres Pamekasan pada tahun 2020. Namun yang diproses bukan pelaku utama.

Berdasarkan laporan tertulis korban, kasus yang menimpa MH itu terjadi sejak 2015 hingga 2022.

Dalam keterangan Yongky, Aiptu AR selaku suami MH diduga kerap mengajak teman di lingkaran anggota Polri, dan masyarakat biasa untuk menyetubuhi istrinya.

Bahkan, Aiptu AR diduga kerap mengonsumsi obat terlarang sebelum melakukan aksi bersama teman-temannya.

Keterangan Fhoto,Anggota Polres Pamekasan Aiptu AR yang diduga menjual istrinya sendiri telah melakukan tindakan bejat itu sejak 2015. Kejahatan itu berlangsung hingga 2022. Hal itu terungkap berdasarkan laporan tertulis MH (41) selaku korban sekaligus istri Aiptu AR, yang dilayangkan melalui penasihat hukumnya ke Polda Jatim.

“Oleh karena itu, kami langsung melaporkan ke Polda Jatim dan saat ini satu di antara ketiga oknum terlapor telah ditangkap,” tandas Yongky.

Seperti diberitakan sebelumnya oleh Tim awak media Sitijenarnews dan Headline-news, Kepolisian Daerah Jawa Timur membenarkan telah menangkap seorang anggota Kepolisian Resor Pamekasan terkait dugaan terlibat kasus kekerasan seksual dan kini polisi itu diperiksa intensif oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam).

“Iya benar, yang bersangkutan diamankan di Polda Jatim dalam rangka pemeriksaan di Propam,” kata Kepala Bidang Humas Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Dirmanto kepada wartawan di Surabaya, Jumat kemarin.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tim awak media Sitijenarnews dan Headline-news, anggota polisi yang ditangkap itu berinisial AD dengan pangkat Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) yang bertugas di Sabhara Polres Pamekasan.

Mengenai kabar adanya anggota polisi lain yang ditangkap selain Aipda AD, Kombes Dirmanto belum bersedia mengungkapkan. “Belum ada update, kalau sudah kami sampaikan. Sementara cukup itu dulu,” katanya.

Sebelumnya, penangkapan anggota Polres Pamekasan itu dilakukan tim Polda Jatim pada 3 Januari 2023 setelah diadukan istrinya MH (41) dalam perkara kekerasan seksual, pemerkosaan, narkoba, dan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) pada 29 Desember 2022.

Selain melaporkan suaminya, MH juga melaporkan seorang anggota Polres Pamekasan berpangkat Iptu dengan inisial MHD dan anggota Polres Bangkalan berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) berinisial H dalam kasus yang sama.

“Ketiga oknum anggota polisi ini kami laporkan dalam tidak pidana berbeda,” kata penasihat hukum MH, Yolies Yongky Nata.

AD dilaporkan dalam tindak pidana kekerasan seksual, pelanggaran ITE sekaligus narkotika. Sementara AKP H dilaporkan dalam tindak pidana ITE dan kekerasan seksual serta pesta seks, kemudian MHD dalam perkara pemerkosaan.

“Aipda AD atau suami korban dilaporkan atas dugaan menjual sang istri sebab membiarkan bahkan mengajak orang lain untuk menggauli istrinya, padahal AD, semestinya sebagai suami harus melindungi MH,” kata Yongky.

Sementara AKP H, dilaporkan dalam perkara ITE karena mengirimkan gambar alat vital kepada AD untuk ditunjukkan ke MH dengan maksud bahwa H ingin menyetubuhi MH.

Sedangkan Iptu MHD dilaporkan dalam perkara pemerkosaan karena ikut menggauli paksa MH yang bukan istrinya sendiri.

(Red/Tim-Biro Sitjenarnews dan Headline-news Surabaya dan Pamekasan Madura)

banner 970250
error: