Headline-news.id Surabaya Jatim Jum’at 14 Oktober 2022; Geger dan Mengejutkan.Baru Menjabat 4 Hari, Kapolda Jawa Timur, Inspektur Jenderal Teddy Minahasa ditangkap jajaran Divisi Propam Polri terkait dugaan kasus penyalahgunaan narkotika.
Kabar Santer Bahwa Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Teddy Minahasa ditangkap terkait dugaan kasus Narkoba Kabar ini bahkan dibenarkan juga oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni.
“Diduga benar. Kalau nggak salah narkoba,” kata Sahroni saat dikonfirmasi, Jumat (14/10/2022).
Sementara Anggota Komisi III DPR RI yang lain, Arteria Dahlan, meminta Polri untuk membongkar kasus narkoba yang saat ini menyeret Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol Teddy Minahasa. Arteria mengatakan, persoalan narkoba adalah masalah yang kompleks. Ada soal kesehatan, dimana penggunanya harus direhabilitasi. Lalu penegakan hukum, agar prosesnya tidak hanya kepada pengecer karena isi penjara 70 % adalah kasus narkoba.
Melalui Kesempatan Tertangkap nya Kapolda Jatim Atas Kasus Narkoba ini. Institusi Polri Harus Berani Menangkap dan Mengungkap Siapa Saja Jaringan Narkoba di Tubuh Polri ini. Ungkap Arteria Dahlan Siang Ini Jum’at 14 Oktober 2022.
Senada pula kata Anggota Komisi III DPR Fraksi Demokrat Didik Mukrianto menilai, jika ada seorang Kapolda tertangkap karena kasus Narkoba merupakan hal yang sangat memprihatinkan dan sulit diterima akal sehat.
Hal itu disampaikan Didik menyusul kabar Kapolda Jatim Yang Baru Irjen Teddy Minahasa diduga ditangkap Propam Polri terkait kasus narkoba.
“Jujur, hingga saat ini saya belum tahu validitas dan kebenarannya. Namun apapun kasusnya, jika ada seorang Kapolda yang bersentuhan dan terlibat dalam barang haram narkoba, tentu menjadi keprihatinan dan sulit diterima akal sehat,” kata Didik saat dihubungi Tim awak Media Sitijenar Group pada Jumat (14/10/2022).
Apalagi, menurut Didik, Irjen Teddy sebagai Kapolda Jatim diharapkan mampu mengawal dan mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan Kabupaten Malang secara cepat dan adil.
Jika kejadian ini benar adanya, bukan saja bisa menjauhkan Polri dari kepercayaan masyarakat, tapi bisa meruntuhkan marwah kelembagaan Polri yang saat ini sedang menghadapi beberapa persoalan yang melibatkan perasaan dan keadilan publik,” ungkapnya.
Menurutnya, rentetan kejadian yang terjadi di tubuh Polri dari mulai kasus Ferdy Sambo hingga terbaru Irjen Teddy saat ini harus menjadi perhatian serius Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Konsolidasi secara internal harus diperkuat kenbali. Jangan sampai Polri tidak solid dan rapuh secara internal jika ada serangan balik dari para pelaku kejahatan. Mudah-mudahan kejadian-kejadian ini tidak ditumpangi penumpang gelap yang ingin mengganggu Polri,” tuturnya.
Lebih lanjut, Polri juga diminta memperkuat pengawasan dan pembinaan anggota. Menurutnya, pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah salah satu sub sistem dari pembinaan kekuatan Polri, yangmerupakan salah satu bagian paling menentukan dalam keseluruhan pembinaan Polri.
“Karena faktor manusia adalah unsur yang paling penting dalam setiap organisasi Polri dalam kaitannya dengan tugas pokok dan peranan Polri,” pungkasnya.
Padahal Seperti Kita Ketahui Sebelum Teddy ditangkap Propam Polri dalam dugaan kasus narkoba Hari ini. beberapa bulan lalu Teddy pernah mengungkap kasus sabu terbesar dalam sejarah Polda Sumbar beberapa bulan lalu Disaat dia Menjabat Kapolda Sumbar.
Narkoba yang diungkap Polda Sumatera dalam peredaran di Kota Bukittinggi itu seberat 41,4 kg sabu. Sabu itu disita dari delapan orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka.
“Pengungkapan penyalahgunaan narkoba jenis sabu sebesar 41,4 kg ini adalah capaian terbesar dalam sejarah sejak berdirinya Polres Bukittinggi maupun Polda Sumatera Barat,” ujar Teddy di Polres Bukittinggi Kala Itu.
Tim Awak Media Sitijenarnews Group mencoba mengkonfirmasi kabar ini kepada Kadiv Propam Polri Irjen Pol Syahardiantono. Namun hingga kekinian yang bersangkutan belum memberikan jawaban Secara Rinci dan Jelas.
Sebagaimana diketahui, Teddy baru saja ditunjuk sebagai Kapolda Jawa Timur menggantikan Irjen Pol Nico Afinta. Dia sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Sumatera Barat.
Sementara diketahui Pada siang ini Presiden Joko Widodo alias Jokowi juga dikabarkan akan mengumpulkan seluruh pejabat utama Polri, Kapolda, hingga Kapolres di Istana Kepresidenan, Jakarta. Mereka dikumpulkan untuk mendengarkan langsung arahan darinya.
Seperti Diberitakan Sebelumnya Juga Oleh Tim Media Sitijenarnews dan Headline-news, Irjen Teddy Minahasa baru saja ditetapkan sebagai Kapolda Jatim Tepatnya 4 Hari Lalu.untuk menggantikan Irjen Pol Nico Afinta sebagai buntut dari kasus kerusuhan di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu 1 Oktober lalulalu dan Dugaan Keterlibatan Konsorsium 303 Sambo Cs.
Pencopotan jabatan ini pun tertera pada Surat Telegram dengan nomor ST/2134/X/KEP/2022 per tanggal 10 Oktober 2022.
Dalam surat telegram tersebut, tertulis juga bahwa Irjen Pol Teddy Minahasa yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Sumatera Barat (Sumbar) menggantikan posisi Irjen Pol Nico Afinta sebagai Kapolda Jatim. Irjen Nico kemudian dimutasi ke Sahlisosbud Kapolri.
Lalu, siapa sebenarnya Irjen Pol Teddy Minahasa?
Simak inilah profilnya selengkapnya Di bawah ini:
Irjen Pol Teddy Minahasa awalnya mulai dikenal luas publik usai dirinya masuk dalam jajaran pejabat Polri dengan harta terbanyak yang merujuk pada LHKPN.
Menyelisik laman LHKPN yang diakses melalui elhkpn.kpk.go.id, harta Teddy mencapai Rp29.974.417.203, atau sekira Rp29,97 miliar.
Kiprah Irjen Teddy di kepolisian bukanlah hanya isapan jempol. Teddy Minahasa berperan dalam pengungkapan banyak kasus besar, seperti pengungkapan jaringan judi online 303 yang menyeret nama mantan Kadiv Propam Mabes Polri, Ferdy Sambo yang saat ini tinggal menunggu waktu untuk diadili.
Kasus jaringan judi online itu berhasil diungkap oleh Irjen Teddy dengan total 124 kasus dan jumlah tersangka yang terlibat sebanyak 226 orang.
Irjen Teddy Minahasa yang bernama lengkap Teddy Minahasa Saputra ini merupakan putra daerah kelahiran Minahasa, Sulawesi Utara pada 23 November 1971 silam.
Lulusan Akademi Kepolisian tahun 1993 ini berhasil diamanahkan untuk menjabat berbagai jabatan strategis, seperti Staf Ahli Wakil Presiden RI, Karopaminal Divpropam Polri, Kepala Kepolisian Daerah Banten, Wakil Kepala Kepolisian Daerah Lampung, Staf Ahli Manajemen Kapolri dan terakhir sebagai Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Barat. Sebelum dimutasi, Irjen Teddy juga menjabat sebagai Kapolda Sumatera Barat yang sudah ia emban sejak 2021 lalu.
Ia pun pernah menjadi ajudan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada tahun 2014 lalu.
Irjen Teddy juga mendapatkan banyak apresiasi dan penghargaan dari Polri, salah satunya penghargaan Seroja Wibawa Nugraha sebagai Lulusan terbaik Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXI-TA 2017 oleh Lemhanas RI.
Penghargaan tersebut diberikan berdasarkan pada kriteria dengan Akademis Terbaik dan Taskap Terbaik pada periode pendidikan TA 2017 lalu.
Sementara atas Adanya Kasus yang Menggemparkan ini, (IPW) mendukung kerja kepolisian memberantas narkoba dan tidak pandang bulu menyikat anggotanya. Tidak terkecuali di level perwira tinggi, saat Propam Polri diduga menangkap Irjen Teddy Minahasa yang baru saja diangkat menjadi Kapolda Jawa Timur (Jatim),” kata Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso dalam keterangan tertulis yang Diterima Tim Awak Media Sitjenarnews dan Headline-news pada hari ini Jumat Siang, 14 Oktober 2022.
Menurut dia, penangkapan Irjen Teddy sangat memprihatinkan dan mencoreng wajah institusi Polri yang saat ini tengah disorot publik. Baik karena peristiwa pembunuhan berencana oleh mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan dan tragedi Kanjuruhan, Jatim yang menewaskan 132 orang.
Sugeng mengatakan Kapolri harus mendalami keterkaitan jaringan narkoba di Korps Bhayangkara atas penangkapan Irjen Teddy Minahasa. Sebab, kata dia, tidak mungkin seorang jenderal hanya sebagai pemakai tanpa mengetahui jaringan pemasok atau bandar narkoba tersebut.
Kapolri juga diminta mewajibkan seluruh anggota memeriksa urine secara berkala. Hal itu sebagai deteksi dini dan upaya pencegahan penyalahgunaan di kalangan polisi sebagai penegak hukum.
Sugeng menuturkan narkoba memang menjadi musuh di Institusi Polri. Banyak anggota yang telah dipecat terkait barang haram tersebut. Beberapa bulan lalu, Kapolres Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) Kombes Edwin Hatorangan di diberhentikan tidak hormat (PTDH) karena melakukan penyalahgunaan wewenang dalam penanganan kasus narkoba.
“Oleh karena itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo harus tegas dalam penanganan kasus narkoba yang melibatkan Irjen Teddy Minahasa. Dan, sesuai Perpol Nomor 7 Tahun 2022 tentang Kode Etik Profesi dan Komisi Kode Etik Polri maka akan terkena PTDH,” tutur Sugeng.
(Red/Tim-Biro Pusat Sitijenarnews.com dan Headline-news. id)