SITUBONDO – Setelah perjuangan panjang selama 17 bulan menerobos kompleksitas jaringan lobster Indonesia–Vietnam, Bandar Laut Dunia Grup (BALAD Grup) kini resmi menancapkan eksistensinya di negeri Naga Biru. Holding company yang digawangi oleh HRM Khalilur R. Ab. S ini telah berhasil menggandeng empat perusahaan Vietnam dalam kemitraan strategis dan membangun empat usaha patungan (joint venture) di sektor budidaya Benih Bening Lobster (BBL).
Empat provinsi utama di Vietnam Tengah yang menjadi lokasi budidaya antara lain:
1. Khanh Hoa
2. Phu Yen
3. Binh Dinh
4. Ninh Thuan
Keempat provinsi tersebut dikenal sebagai bekas wilayah kekuasaan utama Kerajaan Champa, yang menurut HRM Khalilur memiliki keterikatan historis dan spiritual dengan leluhurnya. “Saya merasa ada panggilan leluhur untuk saya bertarung, bertahan, dan berbisnis di sini,” ucapnya.
HRM Khalilur mengklaim dirinya sebagai trah ke-15 Sri Jaya Singhavarman, Raja Agung Champa, sekaligus keturunan ke-13 dan ke-19 dari dua tokoh besar penyebar Islam di Nusantara: Sunan Gresik (Sayyid Ali Murtadho) dan Sunan Ampel (Sayyid Ali Rahmatullah). Garis darah inilah yang menurutnya menjadi sumber kekuatan spiritual sekaligus motivasi untuk menaklukkan pasar Asia melalui jalur ekonomi modern.
“Trah bukan kebanggaan, tapi tantangan yang harus saya jawab lewat pencapaian,” ujarnya dari lantai 23 Sheraton Saigon, tempat ia kini menetap usai menyelesaikan urusan bisnis di ibu kota Hanoi.
Dari Jakarta ke Hanoi, Kini ke Distrik 1 Ho Chi Minh
Selama lebih dari satu tahun, Khalilur dan tim BALAD Grup bolak-balik dari Jakarta ke Hanoi, dengan Ho Chi Minh sebagai titik transit. Namun kini, Ho Chi Minh akan menjadi pusat gerakan bisnis barunya. Dari kota ini, BALAD Grup meneguhkan tekad untuk membangkitkan kejayaan Champa melalui jalur ekonomi dan kemitraan dengan lebih dari 100.000 nelayan pembudidaya lobster lokal.
“Dari samping kiri Patung Ho Chi Minh, saya mulai membumikan kebesaran Kerajaan Champa dari sisi yang berbeda: ekonomi,” ujarnya dengan penuh semangat.
BALAD Grup dan induk perusahaannya Bandar Indonesia Grup (B.I.G) tidak hanya bergerak di bidang perikanan budidaya, tetapi juga merambah ke sektor pertambangan seperti batu bara. Dengan ratusan anak perusahaan yang sedang berproses di Vietnam, dua konglomerasi ini bersiap menjadi kekuatan ekonomi baru di Asia Tenggara.
“Semua ini kami lakukan di bawah naungan semboyan DABATUKA: Demi Allah, Bumi Aku Taklukkan untuk Kemanusiaan.”
Khalilur menutup dengan pesan kuat: “Kini, aksi korporasi kami sudah membumi di Vietnam. Dan dari sini, kami akan bergerak cepat menuju konglomerasi — demi keadilan sosial, bukan hanya bagi rakyat Indonesia, tapi juga kawasan Asia.”