Dibahas di Forum Ngopi Bareng, Wijaya Kusuma Tunggu Perbaikan Jembatan 2026 untuk Atasi Luapan Air

SITUBONDO – Upaya memperkuat kolaborasi dalam penanganan banjir dan pengelolaan sampah kembali digelorakan melalui kegiatan ngopi bareng yang digelar Kecamatan Situbondo bersama tiga pilar, kepala desa dan lurah, RT/RW, pengurus bank sampah, serta dinas terkait, Selasa (10/12). Diskusi santai namun strategis tersebut menghasilkan sejumlah langkah konkret untuk mewujudkan Situbondo yang bersih dan bebas banjir.

Camat Situbondo menjelaskan bahwa pihaknya tengah menguatkan program tematik BERSABAR (Bersihkan Sampah untuk Bebaskan Banjir), sebuah gerakan kolaboratif yang menekankan pentingnya kebersihan lingkungan sebagai kunci utama pencegahan banjir.
“Kami menargetkan Situbondo bebas banjir dan memiliki pengelolaan sampah yang tertata. Ini gerakan bersama, bukan hanya tugas pemerintah,” tegasnya.

Seroja Tak Lagi Banjir Berkat Normalisasi Manual

Warga lingkungan Seroja melaporkan bahwa wilayah mereka kini tidak lagi dilanda banjir. Keberhasilan ini tak lepas dari komunikasi intens antara tiga pilar kecamatan dan dinas terkait, serta normalisasi manual pada saluran air.

Penggunaan alat berat tidak memungkinkan karena banyak warga membangun jembatan kecil atau plat deker tanpa koordinasi dengan dinas. Meski begitu, normalisasi secara manual terbukti mampu mengurangi genangan secara signifikan.

Kondisi berbeda terjadi di Kelurahan Karang Asem, khususnya RT 3 RW 2. Banjir masih kerap muncul akibat penumpukan sampah dan pemanfaatan badan saluran oleh warga untuk kepentingan pribadi.
Keterbatasan SDM pembersih saluran juga menjadi kendala.

Dalam diskusi, peserta mengusulkan penambahan petugas lingkungan di setiap wilayah serta edukasi intensif untuk menghentikan kebiasaan membuang sampah ke saluran air.

Pengurus bank sampah menilai bahwa kunci pengurangan sampah adalah perubahan perilaku mulai dari rumah.
Setiap RT didorong kembali mengaktifkan bank sampah dengan sistem pemilahan, pemanfaatan, hingga pengolahan sampah organik menjadi kompos.

Baca juga:  Aktivis Situbondo Kang Lukman Tantang Transparansi, Desak Audiensi Dengan Pemdes Kesambi Rampak

“Jika masyarakat terbiasa memilah sampah, ada nilai ekonomi yang bisa didapat. Sampah itu bisa diuangkan,” ungkap salah satu pengurus bank sampah.

Keluhan terkait luapan air saat hujan di kawasan Wijaya Kusuma juga ikut dibahas. Menurut DPUPP, perbaikan jangka panjang akan dilakukan pada 2026 berupa peninggian jembatan, yang diharapkan mampu mengatasi luapan dan banjir di area tersebut.

Program Tambahan: Gerakan Tanam Maronggi (Kelor)

Selain isu banjir dan sampah, kecamatan juga mengenalkan salah satu program unggulan lingkungan dan kesehatan, yakni gerakan setiap rumah menanam dua pohon maronggi (kelor). Program ini dinilai penting karena maronggi dibutuhkan untuk mendukung program MBG serta memiliki manfaat kesehatan.

Strategi Penanganan Sampah Kecamatan Situbondo

Dalam forum tersebut disepakati empat langkah strategis untuk memperkuat pengelolaan sampah:

1. Pembentukan Tim Satgas Penanganan Sampah di tingkat kecamatan.

2. Edukasi berkelanjutan ke tingkat RT/RW dengan melibatkan pengurus bank sampah sebagai narasumber.

3. Reaktivasi bank sampah di tingkat RT sebagai upaya pengurangan sampah dari sumbernya.

4. Sosialisasi pemilahan dan pengolahan sampah melalui organisasi masyarakat seperti PKK, Dasawisma, dan kelompok warga lainnya.

Kegiatan ngopi bareng ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam menjaga lingkungan agar Situbondo semakin bersih, sehat, dan bebas banjir.

banner 970250
error: