Headline-news.id Jakarta, Kamis 21 Agustus 2025: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menegaskan komitmennya membongkar praktik korupsi di lingkaran pemerintahan. Kali ini, giliran Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer, atau yang lebih dikenal dengan sapaan Noel, terjaring dalam operasi tangkap tangan (OTT) yang digelar di Jakarta.

Penangkapan Noel langsung menjadi sorotan publik. Sosok yang selama ini tampil lantang dengan citra “bersih” dan “pahlawan rakyat” ternyata justru diduga terlibat dalam praktik pemerasan terhadap perusahaan yang mengurus Sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Dalam operasi senyap itu, tim penyidik KPK tidak hanya mengamankan Noel, tetapi juga seorang pejabat eselon II Kementerian Ketenagakerjaan serta sembilan orang lainnya. Mereka semua kini tengah menjalani pemeriksaan intensif di Gedung Merah Putih KPK.
OTT kali ini memperlihatkan betapa seriusnya dugaan praktik rasuah yang melibatkan Noel. Dari tangan para pihak, penyidik KPK berhasil menyita uang tunai dalam jumlah besar yang kini masih dihitung secara detail. Tidak hanya itu, 22 unit kendaraan bermotor, termasuk mobil-mobil mewah berbagai merek serta sebuah motor Ducati, juga diamankan.
“Yang pasti ada uang, ada puluhan mobil, dan ada motor Ducati. Semua barang tersebut kini diamankan sebagai bukti awal untuk ditelusuri keterkaitannya dengan dugaan pemerasan sertifikasi K3,” ujar Wakil Ketua KPK Fitroh Rochayanto dalam keterangan pers sore ini.
Temuan barang bukti fantastis ini menimbulkan tanda tanya besar, mengingat Noel hanya menjabat sebagai pejabat negara dengan gaji resmi yang terbatas. Publik pun menduga ada aliran dana besar yang masuk dari hasil pemerasan ke sejumlah perusahaan yang membutuhkan sertifikasi K3 untuk keberlangsungan usahanya.
KPK menduga pemerasan dilakukan dengan cara perusahaan-perusahaan diwajibkan “menyetor” sejumlah uang agar pengurusan sertifikasi K3 mereka berjalan lancar. Sertifikasi yang seharusnya menjadi standar penting untuk keselamatan pekerja justru dijadikan alat transaksi kotor oleh oknum pejabat.
Skema ini diduga melibatkan jaringan pejabat internal Kementerian Ketenagakerjaan, dengan Noel sebagai salah satu figur kunci. Saat ini, KPK tengah mendalami peran masing-masing pihak yang ikut diamankan.
Penangkapan Noel bukan hanya sekadar kasus hukum, tetapi juga menyentuh ranah politik. Sosok Noel sudah lama dikenal publik sebagai aktivis relawan politik yang kerap membentuk kelompok dukungan dengan embel-embel “mania,” mulai dari Jokowi Mania, Ganjar Mania, hingga Prabowo Mania 08.
Kariernya melesat ketika memimpin Jokowi Mania (JoMan) di Pilpres 2019. Dari sana, Noel makin dikenal sebagai sosok vokal di ruang politik nasional. Namun, langkah politiknya selalu diwarnai kontroversi. Ia kerap berpindah haluan dukungan politik, membuat publik menilai dirinya oportunis.
Kini, penangkapan Noel menambah catatan kontroversi tersebut. Sosok yang kerap mengklaim diri sebagai pejuang demokrasi dan suara rakyat justru berakhir di tangan KPK karena kasus dugaan pemerasan.
Usai penangkapan, Noel bersama para pihak yang terjaring langsung digelandang ke Gedung Merah Putih KPK di Jakarta Selatan. Dengan pengawalan ketat, ia tampak mengenakan pakaian dinas saat dibawa masuk untuk diperiksa.
Hingga malam ini, KPK belum mengumumkan status hukum Noel. Namun, sesuai ketentuan, lembaga antirasuah itu memiliki waktu 1×24 jam untuk menentukan apakah Noel akan segera ditetapkan sebagai tersangka atau masih berstatus saksi dalam penyidikan.
Kasus ini menjadi pukulan telak bagi citra pemerintahan. Bagaimana tidak, seorang pejabat setingkat wakil menteri justru terjerat dugaan praktik pemerasan yang memanfaatkan kewenangan jabatannya. Padahal, Kementerian Ketenagakerjaan seharusnya menjadi garda terdepan dalam melindungi tenaga kerja dan memastikan standar keselamatan kerja yang baik di Indonesia.

Publik kini menaruh harapan besar pada KPK untuk membongkar kasus ini hingga ke akarnya. Tidak hanya menjerat Noel, tetapi juga mengungkap kemungkinan keterlibatan aktor lain di balik praktik pemerasan sertifikasi K3.
(Red/Tim-Biro Pusat Sitijenar Group Multimedia)